" We Are Golden....!"  

Posted by: Anisa Setya Arifina in , ,



Apakah kamu termasuk orang yang menyukai perhiasan-perhiasan yang terbuat dari emas, perak, intan atau berlian?Atau ada orang terdekat kamu yang begitu fanatik terhadap benda-benda tersebut dan rajin mengoleksi model-model terbarunya?Merasa risikah kamu ketika kamu melihat ada orang yang memakai perhiasan emas di sekujur tubuhnya? Saya termasuk orang yang tidak begitu suka dengan barang-barang seperti itu, karena sebuah alasan yaitu saya selalu membayangkan dibalik proses untuk menghasilkan perhiasan-perhiasan itu. Kehidupan para penambang dan masyarakat di sekitarnya. Apakah masyarakat disekitar atau yang bekerja di penambangan emas bisa memiliki emas-emas tersebut?

Masyarakat kita lebih cenderung memilih menyimpan/menimbun emas untuk jaga-jaga jika keadaan keuangan mereka sedang memburuk. Ada alasan mengapa orang lebih memilih emas sebagai harta simpanan, karena harga jualnya yang cukup tinggi. Perlu dicatat bahwa harga jual tinggi ini terjadi jika setelah membeli emas, seseorang harus menunggu 1 hingga 2 tahun lebih untuk menjualnya kembali.

Orang-orang yang tinggal di pedesaan cenderung memilih emas sebagai prioritas utama daripada membeli barang-barang mewah lainnya yang dapat menunjang kesejahteraan mereka. Kita bisa melihat justru orang-orang yang tinggal di pedesaan cenderung membeli perhiasan emas dengan ukuran yang cukup besar dengan model yang kurang modis. Sedangkan orang-orang di perkotaan cenderung memakai perhiasaan emas dengan ukuran yang kecil dan modis, sehingga bisa dipakai sehari-hari tidak hanya pada acara-acara tertentu. Perhiasan emas yang dijadikan sebagai harta “simpanan”, tetapi dalam kehidupan nyata sehari-hari harta “simpanan” itu tidak hanya disimpan tetapi juga dipakai sebagai aksesoris. Penambangan emas biasanya di daerah-daerah terpencil atau pedalaman. Keberadaannya bisa legal maupun ilegal. Keberadaanya bisa merusak lingkungan sekitar. Keberadaannya bisa merugikan masyarakat sekitar sekaligus menguntungkan.

Penambangan emas jarang ditemukan di daerah-daerah perkotaan, karena tidak adanya lahan yang memadai sebagai tempat penambangan emas. Seperti contohnya penambangan emas Tembagapura yang dikelola PT Freeport Indonesia dan terletak di pegunungan di sebelah utara kota Timika Papua. Tentu saja keberadaannya legal, tetapi sering muncul berita di televisi tentang penembakan karyawan PT Freeport oleh orang tidak dikenal. Keberadaannya yang legal saja sering menuai protes dari penduduk asli Papua, apalagi keberadaannya yang illegal. Sebuah perusahaan besar seperti PT Freeport tentu saja memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat di sekitarnya, Misalnya saja tenaga kerja yang digunakan tidak 100 % dari orang asing, tetapi bisa merekrut tenaga kerja dari penduduk asli Papua dengan begitu lapangan pekerjaan telah tercipta sebagai tanggung jawab social terhadap masyarakat Papua atau bentuknya bisa apa saja yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar PT Freeport. Keberadaan yang illegal sering ditentang pemerintah dan masyarakat sekitar, karena penambangan liar bisa menimbulkan tindak kriminalitas (karena tidak diawasi oleh aparat) dan menyebabkan linngkungan sekitar penambangan rusak.

Penambang emas biasanya tidak langsung menyimpan emas yang telah mereka tambang karena masih berupa emas kotor, mereka biasanya menjual pada tengkulak yang kemudian dijual kepada perajin emas di kota-kota besar seperti Makassar, Sulawesi Selatan dan kota-kota di Pulau Jawa. Perajin emas akan membuat perhiasaan dari emas-emas tadi dan sedikit sekali perhiasan-perhiasan emas yang kembali ke daerah asal penambangan.

Kebutuhan, kesejahteraan dan bahkan keserakahan orang-orang yang tinggal di kota-kota besar terpenuhi. Para penambang bukan budak tetapi warga negara yang memiliki hak sama untuk bisa merasakan kesejahteraan. Setelah alam tempat tinggalnya di eksploitasi apakah mereka tidak punya sedikit hak untuk bisa merasakan hasil kerjanya sendiri? Apakah mereka harus memikirkan kebutuhan orang lain bahkan kebutuhannya sendiri belum terpenuhi?


Cao,

This entry was posted on Rabu, Januari 06, 2010 and is filed under , , . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

6 komentar

well.. saya juga suka emas. hehehe... memang nilai investasinya lebih tinggi.. jadi banyak yang mau...

emas gilang juga bagus loh.. ngguanteng!
btw, indonesia harusnya bisa mengambil alih tambang deh, that's ours gitu..

kalau negara kita masih "belum" bisa mengelola tambang, lebih baik kita tidak perlu membukanya untuk dikelola pihak asing.
Toh, pelibatan penduduk lokal dalam tambang masih sangat sedikit.
Dan lagi apa kalian tahu, bahwa untuk emas 1 gram didapatkan dengan membuang 2.100 kg limbah batuan dan tailing, dihasilkan 5,8 kg emisi beracun logam berat, timbal, Arsen, Merkuri dan Sianida.
Bayangkan itu!
Masyarakat kita hanya mendapatkan lingkungan yang rusak dan tidak memdapatkan kompensasi apapun.
Pihak asing, bisa seenaknya saja jika emas di perut bumi kita habis, lalu meninggalkan negara kita kembali ke negaranya kita.
Sedangkan kita, bencana telah menanti untuk datang sewaktu-waktu.

salam owl-Aul

manusia pada dasranay tidak akan pernah puas untuk mencukupi kebutuhannya. apalgi ketika kemudian dia mampu menguasai salah satu sumber daya alam di bagin wilayah tertentu. apapun akan dilakukan agar diri sendiri lebih untung dibanding orang lain. tidak ada cara lain selain regulasi yang ketat dan tidak dapat disuap oleh pihak manapun.

kaum pribumi Indonesia harus bisa menjaga & mempertahankan alam nya...

kayaknya Indonesia tu kaya tapi sukany cuma diakalin mulu ya ma pihak asing..
ckckck..kasihan banget ya?
jadi budak di negara sendiri..

Posting Komentar